aditya R pradatama
Sejarah singkat munculnya kota dan karakteristik kota kolonial di Indonesia.
Bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda dalam waktu yang sangat lama, yaitu ±350 tahun. Penjajahan yang sangat panjang tersebut tentunya menyebabkan perubahan dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah terciptanya kota-kota kolonial di Indonesia.
Pembentukan kota sebenarnya telah dimulai sejak jaman Pra-Sejarah khususnya setelah dikenal sistem becocok tanam( Food Gathering ). Munculnya budaya bercocok tanam ini sedikit demi sedikit memudarkan budaya nomaden (berpindah-pindah tempat tinggal), dari sinilah manusia mulai menetap. Bersamaan dengan ditemukannya system becocok tanam ini, muncul pula struktur sosial yang bisa disebut desa. Suatu wilayah dapat menghasilkan bahan pangan dengan jumlah dan komoditi yang berbeda dengan wilayah lainnya. Hal ini menyebabkan munculnya sistem ”perdagangan” yang menjadi faktor perubahan dari sebuah village menjadi overgrown village, yang merupakan cikal bakal kota.
Terdapat tiga teori pembentukan kota. Teori-teori tersebut yaitu teori efisiensi, teori surplus dan teori konflik/integrative. Teori efisiensi menyatakan bahwa sebuah kota terbentuk karena sifat kota yang efisien, banyak aktivitas yang dapat dilakukan dalamnya. Teori surplus melihat bahwa surplus makanan merupakan faktor utama dalam pembentukan kota. Sedangkan teori konflik dan integratif sama-sama melihat adanya peran penting lembaga politik kuno dalam perkembangan kota-kota. Namun ketiga teori tersebut berbeda dalam menafsirkan peran lembaga politik tersebut.
Keruntuhan bangsa Romawi mengakibatkan perkembangan kota menjadi pasang-surut, bahkan hanya beberapa kota saja yang dapat bertahan disebebkan popularitas kota menurun, dan tidak memiliki daya tarik.
Perubahan yang besar terjadi sekitar abad ke-17, yaitu setelah adanya Revolusi Industri yang melahirkan sistem kapitalis-industrial di kot-kota. Sistem ini menyebabkan perkembangan kota lebih jauh lagi. Ekonmi kota berubah menjadi perekonomian pasar. Aturan dan norma sosial dalam masyarakat kota menjadi lebih didasarkan oleh paham individualisme, kebebasan, dan rasionalitas. Fungsi Institusi kota menjadi semakin terspesialisasi dan organisasi sosial di kota dijalankan birokrasi yang mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas dan efesiensi.
Kota-kota tua di Indonesia ditemukan di wilayah pedalaman, dan di pesisir-pesisir pantai. Pada kota-kota pesisir inilah cikal bakal kota penting yang memegang peranan penting dalam perdagangan internasional. Kota-kota kolonial di pesisir ini memiliki karakteristik yang lebih kompleks, karena “bergaul” dengan budaya-budaya asing dibanding dengan kota-kota yang berada di pedalaman. Hal ini berkaitan erat dengan aktivitas sosial masyarakat pendukungnya, yang banyak berinteraksi dengan orang asing. Sangat banyak perpaduan-perpaduan budaya lokal dengan budaya asing, hal itu tampak pada jenis, bentuk, dan corak bangunan maupun sarana kehidupan lain. Bangunan-bangunan pada umumnya berupa pelabuhan dagang, dan bangunan lainnya yang mendukung aktivitas perdagangan terutama dengan bangsa asing.
Kota-kota yang berada di pedalaman juga terletak berdampingan dengan Keraton, tidak beda dengan yang ada di pesisir. Hal ini sangat berkaitan dengan kepentingan politik penjajah Belanda untuk mendekati raja-raja Jawa. Meskipun berdampingan, batas area kota kolonial dengan Keraton sangat jelas. Ini menyebabkan terjadinya dua pemerintahan dalam satu wilayah. Desakan kota kolonial terhadap keraton ini berpengaruh pada kehidupan sosialnya. Pada mulanya terjadi ketidak aturan pola kehidupan karena pengaruh Belanda maupun ketidak aturan tata kota.
Keinginan orang-orang Belanda untuk membangun kota yang sama dengan yang ada di Negeri Belanda, oleh karena itu arsitektur bangunan di kota kolonial sangat mirip dengan konstruksi bangunan di Negeri Belanda. Bangsa Belanda sangat membutuhkan komoditi-komoditi yang dihasilkan di Indonesia. Untuk mempertahankan dan melancarkan kehidupan sosial di kota maka dibangunlah sarana transportasi yang mencukupi. Sarana transportasi menjadi sangat penting ,khususnya Kereta Api, dalam proses kolonialisasi Belanda di Indonesia. Dengan cukupnya sarana transportasi, maka aktivitas di dalam kota maupun hubungan antar kota menjadi lancar. Hal ini menjadi salah satu ciri khas karakteristik kota-kota kolonial di Indonesia.
Jika kita menilik beberapa kota kolonial, dapat dijadikan contoh untuk melihat karakteristik kota kolonial. Sebagai contoh adalah kota kolonial Surabaya dan Pasuruan sebagai kota di pesisir, serta kota Blitar dan Malang sebagai kota di pedalaman. Dengan perbandingan kota-kota tersebut dapat ditarik persamaan karakteristik kota kolonial, yaitu arah hadap bangunan pada umumnya, pola bujur Kereta Api, pola jari-jari jalan, dan arah perkembangan kota ( Studi Perbandingan Pola Struktur Pusat Pemerintahan Kota Kolonial Antara Kota-Kota Pesisir Dan Pedalaman Di Jawa Timur (Tinjauan Kota Surabaya dan Pasuruan dengan Kota Malang dan Blitar) Septiana Hariyani*, Christia Meidiana** dan Susilo Kusdiwanggo*** ). Pada kota-kota kolonial juga terdapat benteng-benteng ,sebagai ciri lain kota kolonial, yang digunakan untuk mengantisipasi serangan-serangan dari pemberontak maupun dari bangsa lain yang ingin mengambil alih pemerintahan Belanda di Indonesia.
aditya R pradatama
Komodotours.com offers largest selections of travel products to major part of Indonesia include Adventure, Eco tours, Trekking, Hiking, Sailing, Wildlife Exploration, Volcano Climbing, holiday package, and much more tours throughout Indonesia. Our services are featuring all corners of Indonesia with our prices and services based on quality and personalized service. At Komodotours.com; you will meet the travel experts who can tailor made your itinerary to suite your needs exactly. Our first hand experience and knowledge of Indonesia, provides you a detail and accurate advice to ensure your satisfaction. Our travel Expert working with all the best to find the new and unusual destination, attraction to bring their clients a Best Choice to Experience the Difference!.

We are also a local shore excursion agent for several International Cruiseship for nearly ten years arrange over 100 people traveling each excursion in the destination. Komodotours.com is the only company work with local community in Sumba to have the Pasola War (ritual horseriders war) presented in symbolic fight for our group. Over hundred people participate in this event.
aditya R pradatama
SURABAYA – Launching program Surabaya Green and Clean (SGC) 2011 kemarin (8/10) menjadi momentum untuk mengobarkan kembali semangat kebersihan lingkungan. Seluruh peserta yang hadir di ruang Sawunggaling pemkot pun berikrar untuk menjadikan kota ini lebih bersih dan sehat. Acara yang dihelat sekitar pukul 10.00 tersebut dihadiri Wali Kota Tri Rismaharini, Managing Director PT Mataram Paint Freddy Pangkey, Ketua Tim Penggerak PKK Surabaya Dyah Katarina, Direktur Jawa Pos Koran Eddy Nugroho, serta Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya Hidayat Syah. Para fasilitator lingkungan serta camat dan lurah se-Surabaya juga hadir dalam acara yang berlangsung penuh semangat itu. ”Bapak dan Ibu sekalian merupakan pejuang lingkungan. Mari berjalan bersama sebagai pejuang lingkungan untuk menciptakan Surabaya yang bersih dan sehat. Apa Bapak Ibu setuju?” tanya Risma yang dijawab dengan seruan ”Setuju!” oleh para fasilitator. Risma –panggilan Tri Rismaha rini– menyatakan, SGC memang bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Namun, hal itu hanya tujuan antara saja. ”Tu juan utamanya adalah menciptakan masyarakat yang sehat agar kualitas sumber daya manusianya juga bagus,” jelasnya. Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu mengungkapkan, kesehatan masyarakat sangat memengaruhi kualitas sumber daya manusia. Dengan lingkungan yang bersih, kesehatan juga akan tercapai. ”Kan ada istilah mensana in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, Red). Kalau sehat, pasti kualitas sumber dayanya juga meningkat sehingga bisa bersaing dengan dunia luar,” ujarnya. Selain meningkatkan kualitas sumber daya manusia, lingkungan yang bersih dan sehat akan meningkatkan produktivitas kerja. Peningkatan produktivitas kerja akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Itu berarti taraf hidup masyarakat juga meningkat. Sebab, lingkungan yang sehat akan membuat masyarakat tidak mudah terserang penyakit sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat. Freddy Pangkey mengatakan, lomba seperti SGC akan menimbulkan kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan keindahan lingkungan. Menurut dia, masyarakat memang harus senantiasa diingatkan tentang pentingnya kebersihan lingkungan. ”Masyarakat di sini kan berbeda dengan Jepang atau Jerman yang kesadaran lingkungan masyarakatnya sudah cukup tinggi,” katanya. Untuk mendukung gerakan ramah lingkungan, perusahaan pemilik brand cat Emco itu saat ini telah menggunakan eco label, yaitu kemasan cat yang bisa mudah terurai. Menurut Freddy, saat ancaman global warming semakin terasa seperti saat ini, seluruh pihak harus memberikan kontribusi pada lingkungan. ”Kami ikut berkontribusi dengan menggunakan packaging yang ramah lingkungan. Pabrik kami yang ada di Krian juga sudah dikembangkan menjadi green factory,” jelasnya. Sementara itu, Dyah Katarina mengatakan, program apa pun tidak akan berhasil bila tidak melibatkan PKK. Karena itu, dia berharap, dalam setiap programnya pemkot bisa mengikutsertakan dan mengakui PKK sebagai lembaga. Apalagi PKK juga memiliki kelompok kerja (pokja) lingkungan dan kesehatan. ”SGC bisa menyatukan warga dalam semangat kebersihan lingkungan. PKK akan berusaha merangkul masyarakat untuk mencegah perpecahan yang ada di masyarakat,” ujarnya. Di bagian lain, fasilitator lingkung an Kelurahan Gading, Tambaksari, Sunartiningsih mengungkapkan, untuk menghadapi SGC 2011, pihaknya sudah menyiapkan program penghijauan, pengolahan limbah cair, dan bank sampah. Khusus bank sampah, lanjut dia, telah dimulai pada 2009. ”Kami kumpulkan sampah basah dan kering dari masyarakat. Sampah basah diolah menjadi kompos, sedangkan sampah kering dipilah-pilah, kemudian dijual untuk didaur ulang. Dengan begitu, ada nilai ekonomi yang dikembalikan ke masyarakat,” jelasnya. (dew/c7/oni)